Culinary Review: Pattaya Express

October 07, 2012

0 comments

Another culinary adventure, yeah! Kali ini giliran mencoba masakan Thailand. Pas banget nih, kan katanya masakan Thailand tuh pedas banget dan aku suka banget yang pedas-pedas. Tempatnya kali ini adalah Pattaya Express yang beralamat di Jl. Kaliurang KM. 6.5 Sleman Yogyakarta. Intip yuk nyobain apa aja kemarin :)

Yang pertama adalah Cumi Goreng Tepung. Sebenernya makanan ini dimana-mana juga banyak dan bukan khas Thailand juga. Tapi berhubung si Bun suka banget sama yang namanya cumi akhirnya pesen menu ini juga deh. Rasanya sih standar aja ga ada yang wow gitu, tapi karena aku juga suka cumi, dimasak kayak apapun juga berasa enak deh, haha.

Cumi Goreng Tepung
Yang kedua adalah Roti Naan. Ini nih yang rasanya mantap. Enak banget rasanya ini roti. Renyah banget dan pokoknya belum pernah aku ngrasain roti yang rasanya mirip kayak gini. Recommended banget deh menu ini. Ada beberapa varian rasa untuk roti ini seperti plain, coklat, keju, dan coklat keju. Kemarin aku nyobain yang plain ada susunya untuk cocolan.

Roti Naan Plain
Selanjutnya adalah Salad Mangga. Lagi-lagi menu pilihan si Bun yang enggak terlalu khas Thailand, hehe. Isinya mangga muda dan ada kacang tumbuk-nya. Karena mangga muda ya rasanya asem banget. Cocok untuk ibu-ibu yang sedang ngidam, he he.

Salad Mangga
Berikutnya adalah Tofu Tiga Rasa. Ini juga menu recommended dari aku. Tofu-nya beda sama tofu jepang yang biasanya aku makan. Tofu-nya digoreng jadi bagian luarnya kering gitu tapi bagian dalamnya lembut dan lumer dimulut. Tampilannya kayak oseng-oseng, ada jamurnya, jagung muda, dan nanas. Kata si Bun ma si Pit sih pedes, tapi kalau kataku sih biasa aja, hihi.

Tofu tiga Rasa
Menu terakhir dan juga recommended, adalah Tom Yam. Untuk Tom Yam juga ada beberapa varian seperti seafood, ayam, sapi, bakso ikan, dan lain-lain. Kemarin aku pesen yang seafood dan yummy banget deh. Isinya lengkap dari udang, cumi, kerang, dan lain-lain. Kuahnya seger banget dimakan selagi masih panas, apalagi kemarin makannya siang-siang pas cuaca lagi panas-panasnya. Langsung keluar semua deh keringatnya, ha ha.

Tom Yam Seafood
Dan selesailah acara kuliner kami kemarin dengan perut membuncit karena kekenyangan. Entah lidahku atau emang masakannya, tapi kok aku nggak ngerasa pedes sama sekali ya, ha ha. Kalau balik ke sana lagi yang pasti bakal pesen Roti Naan lagi. Kalau yang lain sih mikir-mikir dulu deh soalnya harganya ga cocok untuk kantong mahasiswa, he he. Okay, that’s all for today’s post. ‘Till next time folks!

Culinary Review: Barata Koffie and Resto

September 15, 2012

0 comments

Bulan ini sepertinya lagi semangat sekali buat jajan. Dan hari ini tadi adalah waktunya menggunakan kupon diskon bersama si Bun. Tujuan kali ini adalah Barata Koffie and Resto yang terletak di Jalan Prof. Dr. Sardjito No. 4A Yogyakarta. Sebenernya sih tempatnya lumayan gampang dicapai, tapi jadi sedikit kesasar gara-gara dapat tips yang salah. Anyway, let’s check our menu today.

Menu pertama adalah appetizer, yaitu Asparagus Corn Soup. Enak sih meskipun isinya sedikit sekali. Jadi cuma seperti minum kuah sup lah, he he.

Asparagus Corn Soup

Yang kedua adalah Chicken Fried Rice. Baru kali ini lihat nasi goreng yang penyajiannya unik memakai cething (tempat nasi) seperti ini. Dan tiap porsi dapat 1 cething nasi nih, tapi pastinya cething-nya ukuran kecil.

Chicken Fried Rice

Menu ketiga adalah Stuffed Chicken Wings. Menu ini terdiri dari 2 sayap ayam dan 3 kroket. Kroket-nya mmmm enak banget, sukaaaakkk banget lah pokoknya. Untuk sayap ayamnya, crispy-nya sih enak tapi bagian dalam agak kurang matang menurutku.

Stuffed Chicken Wings

Untuk dessert ada Chocolate Pudding with Vla. Puddingnya enak, tapi vla agak terlalu manis menurut seleraku (mungkin dasarnya aku nggak terlalu suka manis sih, he he). But so sorry, karena terlalu semangat keburu mau makan jadi lupa difoto deh, he he.

Selanjutnya adalah beverages. Si Bun pesan yang namanya Jelly Honey Mango. Mangganya kerasa banget, tapi aku nggak nemu rasa honey-nya. Ada jelly-nya juga yang berbentuk  bubbles gitu. Kalau aku pesen Thirsty Mint. Minuman ini terdiri dari lime dan mint leaf. Sedikit berasa daun tapi seger karena ada lime-nya. Dan enak di perut, berasa semriwing-semriwing gitu deh, ha ha.

Jelly Honey Mango

Thirsty Mint

Whew, that’s all for today’s menu. Banyak sekali dan akhirnya kami berdua pun kekenyangan, ha ha. Secara keseluruhan menurutku sih enak makanannya, tempatnya luas, dan ada free wifi juga. Yang mengecewakan adalah menu kopi-nya. Karena namanya pakai ‘Koffie’ aku pikir spesialnya kopi, ternyata menu kopi malah sedikit sekali dan rasanya pun tidak terlalu enak. Apalagi kopinya nggak disaring, jadi seperti minum kopi di warteg aja. Terus mungkin parkirnya ya yang nggak ada atapnya, jadi kan kasihan motornya kepanasan kalau siang, he he.

Okay, sampai di sini dulu review kali ini. ‘Till next time folks!

Book Review: High Noon

April 30, 2012

0 comments
Kemarin itu aku lagi bosen banget terus memutuskan menambah koleksi ebook (meskipun yang belum dibaca masih numpuk banyak banget -.-). Kali ini ebook berasal dari author Nora Roberts. Selama ini kan aku baru baca karyanya yang sebagai JD Robb, jadi agak penasaran gitu gimana buku-bukunya sebagai Nora Roberts. Dan buku pertama yang aku baca berjudul High Noon.

 
Heroine di High Noon adalah seorang letnan kepolisian bernama Phoebe McNamara. Saat Phoebe masih kecil ia dan keluarganya (ibu dan adik laki-laki) pernah disandera oleh pria yang menyukai ibunya, dan menyebabkan ibunya menderita agoraphobia (takut untuk keluar rumah). Phoebe merupakan tiang dalam keluarganya, dimana ibunya dan putri kecilnya, Carly, selalu bersandar padanya, dan terbiasa selalu mengandalkan dirinya sendiri. And here comes our hero, Duncan Swift, dengan lesung pipit dan senyum manisnya, yang tidak mau meninggalkan Phoebe meskipun Phoebe berusaha menjauh. Masalah dimulai ketika Phoebe diserang dan hampir diperkosa di kepolisian. Setelah itu ditemukan bahwa yang menyerangnya adalah Arnold Meeks, rekan polisi yang membenci Phoebe. Meeks akhirnya ditangkap dan dikeluarkan dari kepolisian. Sampai disini aku mikir, “Kok cepet banget yah pelakunya ketemu”. Ternyata masalah nggak cuma berhenti disitu. Ada seseorang yang mulai mengirimkan bangkai binatang di depan rumah Phoebe. Lalu mantan suami Phoebe yang diledakkan di depan  mata kepala Phoebe sendiri. Dan puncaknya adalah David McVee, mentor sekaligus figur ayah bagi Phoebe, yang hamper mati karena ledakan di rumahnya. Phoebe pun harus segera menemukan pelakunya sebelum semua orang yang dicintainya menjadi korban.

Satu poin yang sama antara High Noon dan Eve Dallas series, yaitu heroine yang strong. Nggak tau itu cuma kebetulan atau memang semua heroine Nora punya karakter yang kuat. Tapi yang mengejutkan malah datang dari hero kita menurutku. Biasanya kan hero itu menonjol macho-nya, tapi beda dengan Duncan. Duncan itu lebih manis malahn image-nya. Dengan pembawaannya yang easy going, senyum manisnya, dia nggak mirip sama sekali dengan heroes lain yang terkesan macho. Tapi bukan berarti dia pria lemah. Sifat macho dan arogannya Cuma muncul sesekali disaat-saat yang sangat tepat. Jadi refreshing banget melihat karakter hero yang berbeda pada tokoh Duncan ini. Secara keseluruhan buku ini bagus lah menurutku, dan layak dimasukkan dalam list baca. Oh iya, buku ini ternyata juga sudah diangkat menjadi tv movie. Jadi kepengin liat deh >.<

So, ‘til next time folks!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...