Book Review: Seduction In Death

January 18, 2012

0 comments

Yay!! Akhirnya seri baru In Death Series terbit juga. Bersamaan dengan itu, Alhamdulillah ya blog ini bisa punya postingan baru setelah sekian lama sekarat, haha. Langsung aja yuk baca coret-coretanku yang mungkin sekarang tambah berkarat.

Okay. Setelah sekian lama, pastinya penggemar seri ini sudah tidak sabar menunggu terbitnya buku terbaru ini. Di Indonesia ini masuk seri ke-13, sedangkan di Amerika masuk seri ke-15, karena ada beberapa short story yang tidak diterbitkan di Indonesia. Buku terbaru yang terbit pada tanggal 12 Januari ini (padahal di negara asalnya sudah terbit sejak September 2001) berjudul Seduction In Death atau Rayuan Dalam Kematian. Dalam buku ini masih sama menceritakan sepak terjang Letnan Eve Dallas beserta suaminya yang super tampan, Roarke tentunya. Kali ini kasus yang harus ditangani Eve berhubungan dengan masa kecilnya, yaitu kejahatan seksual. Modus operandi dalam kasus ini adalah pelaku yang berkenalan dengan korban lewat internet mengajaknya berkencan kemudian memberikan narkotika langka dan berharga ribuan dolar kepada korban. Efek dari narkotika ini adalah menaikkan hasrat seksual penggunanya. Setelah itu pelaku akan membawa korban ke apartemennya, menata ruangan dan suasana menjadi romantis, dan akhirnya bercinta dengan korban sembari terus memberi narkotika kepada korban sampai korban mati karena overdosis.

Ada beberapa hal menarik dari buku ini yang ingin aku tulis, tapi maaf ya kalau mengandung sedikit spoiler bagi yang belum baca bukunya, hehe. Hal yang paling menarik adalah bagian saat Eve yang jatuh sakit. Imagine that! The high and mighty Lieutenant Eve Dallas, fall sick! Terluka, oke sering banget. Tapi kalau sakit, apalagi demam, baru sekali ini. Dan coba bayangkan reaksi Eve saat Roarke bersama Summerset (yang tetap mendapat beberapa makian dari Eve meskipun dirinya sedang sakit) mencekokinya dengan berbagai obat dan suntikan. Selain itu ada kelanjutan hubungan antara Peabody dan McNab yang di seri sebelumnya sedang mengalami masalah. Akhirnya, setelah kekeraskepalaan dari kedua pihak dan sedikit kesalahpahaman, dua orang bebal tersebut sepakat untuk menjalani hubungan eksklusif. Tuhan tolong mereka agar hubungan tersebut tidak membuat sang Letnan semakin stress. Di buku ini juga muncul lagi dr. Dimatto yang sebelumnya sudah muncul di seri Conspiracy In Death. Kali ini Louise Dimatto berkesempatan berkenalan dengan Charles Monroe, si pendamping professional, dan yang mengejutkan adalah mereka berdua saling tertarik pada satu sama lain. Senang deh kalau semua orang bahagia, bisa menemukan pasangannya masing-masing (jiwaku sedang romantis sekali nih, har har).

Seperti kasus kejahatan seksual lainnya, emosi Eve lebih terlibat dalam. Terbukti dengan Eve yang sampai jatuh sakit karena kecapekan. Tentu saja Roarke marah-marah karena hal ini. Roarke, yang selalu mengontrol emosinya, sampai memperlihatkan kemarahannya. Kemungkinan karena Roarke sendiri masih tertekan karena kematian Mick, sahabatnya, yang meninggal di seri sebelumnya, Betrayal In Death. Terkadang (karena aku sangat mencintai Roake, halah :P), aku membenci Eve karena selalu membuat Roarke khawatir. Tapi kuakui Eve memang polisi yang hebat. Tidak berbeda dengan kasus kali ini, ia menyelidikinya dengan menakjubkan (dengan disertai makian disana-sini). Meskipun aku sedikit kecewa dengan akhirnya. Karena sedari awal memang sudah diketahui siapa pelakunya (dari sudut pandang pembaca setidaknya), tidak ada unsur kejutan bagi pembaca tentang siap pelakunya. Menurutku sih seharusnya ada sesuatu yang menarik dari penangkapan mereka. Tapi nyatanya penangkapannya terlalu mudah dan endingnya agak mudah ditebak. Bagian yang lebih menarik bagiku adalah step by step yang dilakukan Eve saat mencari pelakunya. Pokoknya buku ini sangat keren dan wajib masuk dalam daftar baca. Happy reading, folks!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...