Kemarin itu aku
lagi bosen banget terus memutuskan menambah koleksi ebook (meskipun yang belum
dibaca masih numpuk banyak banget -.-). Kali ini ebook berasal dari author Nora
Roberts. Selama ini kan aku baru baca karyanya yang sebagai JD Robb, jadi agak
penasaran gitu gimana buku-bukunya sebagai Nora Roberts. Dan buku pertama yang
aku baca berjudul High Noon.
Heroine di High
Noon adalah seorang letnan kepolisian bernama Phoebe McNamara. Saat Phoebe
masih kecil ia dan keluarganya (ibu dan adik laki-laki) pernah disandera oleh
pria yang menyukai ibunya, dan menyebabkan ibunya menderita agoraphobia (takut
untuk keluar rumah). Phoebe merupakan tiang dalam keluarganya, dimana ibunya
dan putri kecilnya, Carly, selalu bersandar padanya, dan terbiasa selalu
mengandalkan dirinya sendiri. And here comes our hero, Duncan Swift, dengan
lesung pipit dan senyum manisnya, yang tidak mau meninggalkan Phoebe meskipun
Phoebe berusaha menjauh. Masalah dimulai ketika Phoebe diserang dan hampir diperkosa
di kepolisian. Setelah itu ditemukan bahwa yang menyerangnya adalah Arnold
Meeks, rekan polisi yang membenci Phoebe. Meeks akhirnya ditangkap dan
dikeluarkan dari kepolisian. Sampai disini aku mikir, “Kok cepet banget yah
pelakunya ketemu”. Ternyata masalah nggak cuma berhenti disitu. Ada seseorang
yang mulai mengirimkan bangkai binatang di depan rumah Phoebe. Lalu mantan
suami Phoebe yang diledakkan di depan
mata kepala Phoebe sendiri. Dan puncaknya adalah David McVee, mentor
sekaligus figur ayah bagi Phoebe, yang hamper mati karena ledakan di rumahnya. Phoebe
pun harus segera menemukan pelakunya sebelum semua orang yang dicintainya
menjadi korban.
Satu poin yang sama antara High Noon dan Eve Dallas series, yaitu
heroine yang strong. Nggak tau itu cuma kebetulan atau memang semua heroine
Nora punya karakter yang kuat. Tapi yang mengejutkan malah datang dari hero
kita menurutku. Biasanya kan hero itu menonjol macho-nya, tapi beda dengan
Duncan. Duncan itu lebih manis malahn image-nya. Dengan pembawaannya yang easy
going, senyum manisnya, dia nggak mirip sama sekali dengan heroes lain yang
terkesan macho. Tapi bukan berarti dia pria lemah. Sifat macho dan arogannya Cuma
muncul sesekali disaat-saat yang sangat tepat. Jadi refreshing banget melihat
karakter hero yang berbeda pada tokoh Duncan ini. Secara keseluruhan buku ini
bagus lah menurutku, dan layak dimasukkan dalam list baca. Oh iya, buku ini ternyata juga sudah diangkat menjadi tv movie. Jadi kepengin liat deh >.<
So, ‘til next time folks!
0 comments:
Post a Comment